Yenita Sandra Sari, Dosen UKRI Bandung Raih Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro
Ket.Foto: Promovenda Yenita Sandra Sari dinyatakan lulus sebagai Doktor Ilmu Lingkungan ke-132 Program Pascasarjana Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang di Ruang Sidang Utama Lt.1 TTB-A, 28 Februari 2025.
BANDUNG, GEMA1.COM – Salah satu Dosen Tetap Prodi Teknik Lingkungan Universitas Kebangsaan Republik Indonesia, Yenita Sandra Sari berhasil meraih gelar Doktor di universitas ternama di Semarang, Jawa Tengah.
Promovenda Yenita Sandra Sari dinyatakan lulus sebagai Doktor Ilmu Lingkungan ke-132 Program Pascasarjana Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang di Ruang Sidang Utama Lt.1 TTB-A, 28 Februari 2025.
Penetapan kelulusan tersebut, usai Yenita Sandra Sari mengikuti Ujian Disertasi Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro dengan judul “Evaluasi Keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Permukiman Padat Kota Bandung”.
Sidang Terbuka Ujian Disertasi Doktor Yenita Sandra Sari NIM 30000119510001 dengan susunan tim penguji terdiri dari:
Promotor: Prof. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
Ko Promotor: Dr. Dra. Henna Rya Abdurachim, Dipl.Env., Apt., MES.
Penguji 1: Prof. Dra. Indah Susilowati, M.Sc., Ph.D.
Penguji 2: Dr.Ling. Ir. Tri Joko, M.Si.
Penguji Eksternal: Prof. Dr. Ir. Sarto, M.Sc., IPU., ASEAN Eng.
Penguji 3 (Sekretaris Sidang): Dr. Budi Warsito, S.Si., M.Si.
Penguji 4 (Ketua Sidang): Prof. Ir. Mochamad Agung Wibowo, M.M., M.Sc., Ph.D.
Momen sidang disertasi Doktor Yenita Sandra Sari tersebut dihadiri keluarga, rekan seangkatan, sahabat dan kolega. Adapun penetapan kelulusan itu setelah melalui proses penyampaian isi disertasi dan menjawab serangkaian pertanyaan dari seluruh penguji.
Menurut Yenita, sanitasi sebagai kebutuhan masyarakat di permukiman padat penduduk, begitu pula dengan pasokan air yang dipergunakan dalam kegiatan sanitasi.
Ia mengungkapkan, masalah penelitian ini antara lain terkait kualitas air sanitasi, program STBM, pengelolaan limbah domestik dan model pembangunan toilet komunal di permukiman padat penduduk.
Lanjut Yenita, tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis kualitas air sanitasi berdasarkan baku mutu kualitas air sanitasi, mengevaluasi tingkat keberhasilan program STBM, menganalisis sistem pengelolaan limbah domestik dan menformulasikan rancangan model toilet komunal.
Menurut Yenita, tingkat keberhasilan STBM menuju target di tahun 2030 dalam realisasinya masih rendah disebabkan prilaku masyarakat di dalam pengelolaan limbah yang masih memanfaatkan sungai sebagai penampungan limbah domestik.
Rancangan model pembangunan toilet komunal dengan tata kelola yang mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat dengan adanya Willingness to Pay. SRAB menjadi alternatif untuk pengelolaan limbah di lokasi permukiman lahan terbatas dan kesulitan akses pengurasan limbah dalam tangki septic.
“Perlu perbaikan infrastruktur sanitasi dan perilaku masyarakat, sehingga rancangan model tata kelola pembangunan toilet komunal dengan pasar hipotetik. Model pembangunan dan pengelolaan toilet komunal ialah untuk tujuan toilet sehat, layak dan aman sehingga menunjang pencapaian keberhasilan program STBM,” ungkap Yenita.
Yenita menambahkan, novelti dari penelitian ialah hasil analisis keberhasilan program STBM ditinjau dari kualitas air sanitasi dan pengelolaan limbah domestik di permukiman padat, serta rancangan model pembangunan toilet komunal di permukiman padat dan pengelolaannya dengan Contingent Valuation Method dan pasar hipotetik. (ay)

Tidak ada komentar