Koswara: TPST Tegallega Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Industri Semen
BANDUNG, GEMA1.COM - Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu (TPST) Tegallega kini berperan penting dalam mengurangi volume
sampah di Kota Bandung. Tempat ini dapat mengolah hingga 25 ton sampah per hari
menjadi bahan bakar alternatif bagi industri semen.
Fasilitas ini dirancang khusus untuk menangani sampah organik, seperti
dedaunan dari taman dan sapuan jalan, sebagai bagian dari upaya mengurangi
ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A.
Koswara pada Sabtu (1/2/2025) mengatakan, TPST Tegallega memiliki peran
strategis dalam mendukung pengelolaan sampah di Kota Bandung.
“Kami melihat proses pendampingan dan operasional TPST Tegallega. Saat ini
kapasitasnya mencapai 22 hingga 25 ton per hari. Produk akhirnya digunakan
sebagai bahan bakar industri semen,” ujarnya.
Koswara menyebut pentingnya pemilahan sampah sejak dari sumber. Jika sampah
sudah dipilah dari rumah tangga, maka prosesnya akan lebih efisien.
"Namun, saat ini sampah dari sumber masih harus dipilah ulang di TPS
sebelum dikirim ke TPST Tegallega. Ini menambah beban kerja dua kali,”
katanya.
Koswara menilai, peran masyarakat dalam memilah sampah sangat krusial untuk
meningkatkan efisiensi dan keberhasilan pengelolaan sampah kota. Untuk itu,
mengajak masyarakat untuk lebih sadar dalam memilah sampah sejak dari rumah.
“Mari kita mulai dari diri sendiri untuk memilah sampah. Dengan begitu,
kita turut mendukung keberlanjutan lingkungan Kota Bandung,” ujarnya.
Di TPST Tegallega, sampah melalui berbagai proses pengolahan, yakni:
1. Pemilahan Awal (Turbo Separator)
Sampah yang masuk akan melewati mesin turbo separator. Mesin ini berfungsi
untuk memisahkan sampah organik dan anorganik.
2. Pemindahan ke Mesin Pencacah (Screw Conveyor Feeder)
Setelah dipilah, sampah masuk ke mesin screw conveyor feeder. Mesin ini
menyalurkan sampah ke mesin pencacah (shredder).
3. Pencacahan Sampah Anorganik (Crusher)
Sampah anorganik yang sudah dipilah ditempatkan di atas conveyor feeder.
Selanjutnya, sampah disalurkan ke mesin crusher, yang berfungsi untuk mencacah
sampah menjadi ukuran lebih kecil.
4. Pencacahan Sampah Organik (Mesin Pencacah Halus)
Sampah organik daun dan material sejenis akan dicacah menggunakan mesin
pencacah halus. Setelah pencacahan, sampah organik akan masuk ke mesin rotary
dryer untuk diproses lebih lanjut.
5. Pengeringan Sampah Organik (Rotary Dryer)
Sampah organik yang sudah dicacah akan dikeringkan menggunakan rotary
dryer. Mesin ini berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam sampah organik
daun. Sampah yang sudah dikeringkan digunakan sebagai bahan campuran RDF
(Refuse Derived Fuel).
6. Sampah Anorganik Melalui Proses Vacuum dan Blower
Sampah anorganik akan dikurangi kadar airnya dan disalurkan ke mesin
berikutnya yakni stage pemilah.
7. Stage Pemilah
Pada proses ini akan ditemukan kumpulan sampah yang telah melalui proses
screw conveyor feeder, crusher dan blower. Selanjutnya disalurkan melalui mesin
fine crusher dengan ukuran di bawah 5 cm. Sampai akhirnya masuk ke dalam mesin
pencetak ball atau ball press.
Produk akhirnya berupa bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan untuk
industri semen, menggantikan penggunaan bahan bakar fosil. (ay)
Tidak ada komentar